DI samping Imam al-Syafi’i, sesungguhnya banyak sekali para ulama besar dari berbagai mazhab berkunjung ke rumah Sayyidah Nafisah.
Beberapa di antara mereka yang bisa disebut: Abu al-Faidh Zhunnun al-Mashri, Imam Abu al-Hasan al-Dinawari, Abu Ali al-Rauzbari, Abu Bakar al-Daqqaq, Imam Ismail al-Muzani al-Syafi’i, Imam Abu Ya’qub al-Buwaithi, Abd Allah bin Wahb al-Qurasyi al-Maliki, Imam Abu Ja’far al-Thahawi al-Hanafi, Abu Nasr Siraj al-Din al-Mughafiri, Imam Yusuf bin Ya’qub al-harawi, Imam Abu Zakaria al-Sakhawi, al-Faqih al-Imam Ahmad bin Zarruq al-maliki al-Sufi, seorang muqri (ahli qiraat) besar; Imam Warasy, al-Imam al-Muhaddits al-Syirazi, Abu al-Hasan al- Mushali (dari Mosul, Irak) dan masih banyak ulama besar lainnya.
Wafat
Hari-harinya dihabiskan untuk melayani masyarakat, mengadvokasi mereka dan mengajar al-Qur’an berikut tafsirnya kepada masyarakat Mesir, termasuk para ulama. Malam-malamnya dilalui dengan membaca al-Qur’an dan shalat tahajjud dan munajat.
Usianya semakin bertambah dan tenaganya makin berkurang. Ia sering sakit. Ia menjalani semua itu dengan sabar dan tidak pernah mengeluh kepada siapapun, kecuali memohon pertolongan kepada Allah saja.
Ketika dirasa ajalnya akan tiba, Sayyidah Nafisah menggali kuburnya dengan tangannya sendiri. Kubur itu berada di dalam rumahnya. Al-Allamah al-Ajhuri mengatakan, Sayyidah Nafisah mengkhatamkan Al-Qur’an di dalam kubur yang telah digalinya berkali-kali.
Lalu menghadiahkan pahalanya untuk kaum Muslimin yang telah wafat. Ia juga menulis surat kepada suaminya, Ishaq al Mu’tamin, yang masih berada di Madinah dan memintanya pulang bersama kedua anaknya. Al-Qasim dan Ummu Kultsum.
Pada hari Jum’at 15 Ramadan 208 H, sakitnya semakin bertambah. Para sahabat dekatnya mengatakan bahwa saat itu aku melihat beliau membaca surah al-An’am. Manakala telah sampai pada ayat: “Lahum Dar al-Salam ‘Inda Rabbihim”, ruhnya lepas dari tubuhnya. Ia pulang ke pangkuan Tuhannya”.
Seluruh penduduk Mesir berduka amat dalam. Mereka menangis tersedu-sedu. Sebagian tersedak-sedak dan histeris.
Jenazahnya diantarkan beribu-ribu rakyat Mesir. Beliau kebumikan di suatu tempat yang kini berada di dalam masjid besar yang disebut dengan namanya: Jami’ Sayyidah Nafisah. Tiap hari masjid ini tak pernah sepi peziarah hingga hari ini.
Nasehat Sayyidah Nafisah
Di antara nasehat Sayyidah Nafisah kepada para santri dan jama’ahnya antara lain adalah:
- Jika kalian ingin berkecukupan, tidak menjadi miskin, bacalah Q.S. al-Waqi’ah [56].
- Jika kalian ingin tetap dalam keimanan Islam, bacalah Q.S. al-Mulk [67].
- Jika kalian ingin tidak kehausan pada hari dikumpulkan di akhirat, bacalah Q.S. Al-Fatihah.
- Jika kalian ingin minum air telaga Nabi di akhirat, maka bacalah Q.S. Al-Kautsar [108].