KEHIDUPAN hari ini masih belum mendorong kita semua untuk melihat dengan jujur bahwa perempuan memiliki potensi besar bagi kehidupan bersama. Kaum perempuan seakan-akan tidak diciptakan kecuali untuk melayani suami, melahirkan, menyusui anak-anaknya dan menunggu rumah.
Kita masih sering memperlakukan perempuan sebagai manusia kelas dua/ subordinat. Di antara perempuan itu adalah ibu kita.
Keyakinan dan pandangan di atas serta sikap seperti itu telah melenyapkan dan menggerus potensi besar yang berguna bagi tugas-tugas besar kemanusiaan dan sekaligus sebuah ketidakadilan.
Perlindungan terhadap perempuan tidak boleh dimaknai atau dirumuskan sebagai tindakan yang dapat menimbulkan pengekangan, pengucilan (domestikasi) dan pengurangan atas hak-haknya untuk berpartisipasi penuh, beraktivitas dan berprestasi baik dalam ruang domestik maupun publik politik, serta untuk memeroleh semua akses bagi kesejahteraannya dalam keadaan aman dan nyaman.
03/08/2019