IBNU Rusyd a-Hafid (1126-1198 M). Ia dikenal sebagai seorang filosof muslim terbesar, al-Qadhi al-Qudhah (hakim Agung), ahli fikih bermazhab Maliki, sastrawan, al-Ushuli (ahli ushul fiqh), al-Hafizh al-Mutqin (ahli hadits), seorang filosof, seorang dokter terkemuka, dan penulis beragam bidang ilmu pengetahuan.
Ia dikenal sebagai “komentator Arsitoteles”. Berkat dialah, karya-karya Aristoteles, sang filosof terbesar dari Yunani itu, dikenal dan dipelajari di dunia Barat. Mereka menyebut namanya sebagai Averoes.
Ibnu Rusyd Lahir di Cordova, tahun 1126-1198. Ia bicara tentang perempuan dalam bukunya “Talkhish al-Siyasah Li Aflathan (Ringkasan buku “Politiea”/Republik, karya Plato. Katanya:
طالما أن بعض النساء ينشأن وهن على جانب كبير من الفطنة والعقل فإنه غير محال ان نجد بينهن حكيمات وحاكمات وما شابه ذلك. وان كان هناك من يعتقد ان هذا النوع من النساء نادر الحصول لا سيما وان بعض الشرائع ترفض ان تقر للنساء بالامامة اى الامامة العظمى, بينما نجد شرائع أخرى على خلاف ذلك ما دام وجود مثل هؤلاء النسوة بينهم امرا ليس بمحال “.
“Sepanjang para perempuan tumbuh dan besar dengan kecerdasan dan kapasitas intelektual yang cukup, maka tidaklah mustahil, kita akan menemukan di antara mereka para filosof/kaum bijak-bestari, para pemimpin publik-politik dan semacamnya. Memang ada orang yang berpendapat bahwa perempuan seperti itu jarang ada, apalagi ada hukum-hukum agama yang tidak mengakui kepemimpinan politik perempuan, meski sebenarnya ada juga hukum agama yang membolehkannya. Akan tetapi sepanjang perempuan-perempuan di atas ada, maka itu (kepemimpinan perempuan) bukanlah hal yang tidak mungkin”. (Talkhish al-Siyasah li Aflathon, hlm. 125).
Pandangan Ibnu Rusyd ini melampaui zamannya. Ia dianggap Liberal.
24/03/2021